Minggu, 01 November 2015

Siapakah Orang Yang Mendapat Julukan Bapaknya Matematika ?



Al-Khawarizmi Sang Bapak Matematika Dunia 


Hasil gambar untuk Al-KhawarizmiSiapakah Orang Yang Mendapat Julukan Bapaknya Matematika ?

Dialah Al-Khawarizmi Yang Dikenal Di Barat Dengan Nama Al-Goritmi, Al-Gorismi, Al-Goritma (780-846 M) Beliau Adalah Tokoh Islam Yang Berpengetahuan Luas Dan Karya-Karyanya Banyak Menjadi Kiblat Para Ilmuwan Barat Hingga Sekarang.

Beliaulah Yang Memperkenalkan Pertama Kali Angka 0 Kepada Prosedur Perhitungan, Melalui Al-Khawarizmilah Orang-Orang Eropa Belajar Menggunakan Angka Nol Untuk Memudahkan Menghitung Puluhan, Ratusan, Ribuan, dst, Beliau Juga Yang Menemukan Konsep Persamaan Linear & Kuadrat, Simbol Positif (+) dan Negatif (-),          Penemu Cos, Sin, Tan, Penemu Trigonometri, Algoritma dsb.


Para Ilmuwan Barat Seperti Copernicus, Banyak Menyalin Teori-Teori Dari Para Ilmuwan Muslim, Diantaranya dari Al-Khawarizmi. Misalnya, Tentang Perhitungan Ketinggian Gunung, Kedalaman Lembah dan Jarak Antara Dua Buah Objek Yang Terletak Antara Suatu Daerah Yang Berpermukaan Datar Atau Yang Berpermukaan Tidak Rata.

Bahkan, Ada Ilmuwan Barat Lainnya Yang Tidak Saja Menyalin Teori Hasil Pemikiran Al-Khawarizmi, Tetapi Juga Mengakuinya Sebagai Penemunya. Misalnya, John Napies (1550-1617 M) dan Simon Stevin (1548-1620 M) . Mereka Mengaku Bahwa Merekalah Penemu Rumus Ilmu Ukur Mengenai Segitiga, Daftar Logaritma dan Hitungan Persepuluh. Padahal, Para Ilmuwan Muslim Mengetahui Bahwa Al-Khawarizmi-lah Yang Pertama Kali Menemukannya.

Bagi yang pernah mempelajari program komputer, tentu tak asing lagi dengan istilah Algoritma. Algoritma adalah langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis. Para ahli bahasa pernah kesulitan menemukan asal-usul kata “algoritma” tersebut. Namun, akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut pada sosok penemu konsep itu sendiri, yaitu Al-Khawarizmi yang dilafalkan oleh orang barat menjadi Algorism. Panggilan inilah yang kemudian dipakai untuk menyebut konsep algoritma.
Selain dikenal sebagai penemu konsep algoritma yang kini banyak digunakan untuk pembuatan diagram alur (flowchart) dalam ilmu komputer, sarjana bangsa Persia ini juga dikenal sebagai astronom, ahli geografi, dan penemu berbagai konsep matematika yang masih digunakan hingga sekarang.

Siapa yang tak kenal dengan istilah sinus, cosinus, tangen, dan cotangen dalam ilmu trigonometri. Al-Khawarizmilah yang pertama memperkenalkannya lengkap dengan tabelnya. Kemudian, yang tak kalah pentingnya adalah penemuan angka nol (0) yang telah mengubah sejarah keilmuan, angka nol ini baru dikenal dan dipergunakan orang barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan oleh Al-Khawarizmi.

Al-Khawarizmi lebih dikenal sebagai salah seorang ilmuwan matematika terbesar yang pernah hidup. Tulisan-tulisannya sangat berpengaruh di zamannya. Aljabar adalah buah pikirannya yang sangat fenomenal, istilah aljabar sendiri diambil dari bukunya yang sangat terkenal, Al Jabr Wa Al Muqabalah yang telah diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan Robert of Chester ke dalam bahasa Eropa, dan terus dipakai sebagai buku pegangan dasar oleh Universitas-universitas di Eropa hingga abad ke-16.

Abu Ja’far Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi lahir pada 780 Masehi di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan). Ketika ia masih kecil, ia dibawa orang tuanya pindah ke sebuah tempat di selatan Kota Baghdad. Karena kepandaian dan kecerdasannya, dalam usia muda beliau sudah bekerja di bawah pemerintahan Ma’mun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal, dan ditempatkan di Bayt al-Hikmah, sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di Baghdad, beliau bekerja dalam sebuah observatorium, tempat belajar matematika dan astronomi.

Karya-karya Al-Khawarizmi di bidang matematika sebenarnya banyak mengacu pada tulisan mengenai aljabar yang disusun oleh Diophantus dari Yunani yang hidup pada 250 SM. Namun, Al-Khawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan ketidakjelasan pada buku ini, ia kemudian memperbaiki, memperjelas, dan mengembangkannya dalam karya-karya aljabarnya. Tidaklah mengherankan bila beliau dijuluki sebagai “Bapak Aljabar” karena dialah orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yang berkaitan dengannya.

Hisab Al-Jabr Wa Al-Muqabala (Kalkulasi dengan Melengkapkan dan Menyeimbangkan) dan Al-Jama Wa At-Tafriq bi Hisab Al-Hind (Penjumlahan dan Pengurangan dalam Kalkulasi Hindu) adalah dua di antara karya-karya Al-Khawarizmi dalam bidang matematika yang sangat penting. Kedua karya tersebut banyak menguraikan tentang persamaan linier dan kuadrat, penghitungan integrasi dan persamaan dengan delapan ratus contoh berbeda.

Juga diuraikan pengertian-pengertian geometris, rumus-rumus, seperti teorema segitiga sama kaki, perhitungan tinggi serta luas segitiga, luas jajaran genjang serta lingkaran. Dia juga menyusun daftar logaritma, hitungan desimal, dan tanda-tanda negatif yang sebelumnya tidak dikenal. Dalam Al-Jama Wa At-Tafriq, ia menjelaskan seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol dalam kehidupan sehari-hari.

Selain sebagai sarjana ilmu matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom terkemuka. Di bawah perintah Khalifah Al-Ma’mun, sebuah tim astronomi yang dipimpinnya berusaha melakukan pengukuran yang bertujuan mengukur volume dan lingkar bumi. Al-Khawarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari (sundial).

Karya lain dari Al-Khawarizmi adalah kitab geografi yang berjudul Surah Al-Ard (Bentuk Rupa Bumi), salinan karya tersebut kini tersimpan di perpustakaan Universitas Strasbourg, Prancis. Buku ini memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografinya. Kitab ini secara tidak langsung mengacu pada buku geografi yang disusun ilmuwan Yunani, Claudius Ptolomeus (100-178). Namun beberapa kesalahan dalam buku tersebut dikoreksi Al-Khawarizmi dalam bukunya Zij as-Sindhind sebelum ia menyusun kitab Surah Al-Ard.

Hampir sepanjang hidupnya Al-Khawarizmi mengabdikan dirinya sebagai penulis sains dan dosen di sekolah kehormatan di Baghdad. Dengan meninggalkan karya-karya besarnya yang sangat berpengaruh dan bermanfaat, akhirnya ilmuwan terkenal itu wafat pada 850 di Kota Baghdad. 




0 komentar:

Posting Komentar